• Home
  • Tentang Saya
  • Facebook
  • Twitter

Viena Mellanda Sari

Blog seputar ilmu Kesehatan

Mengenai Saya

Unknown
Lihat profil lengkapku
  • Makalah
  • Kesehatan
  • SMK Kesehatan
  • Tugas
Makalah MAKALAH HASIL PEMERIKSAAN KUANTITATIF URIN

MAKALAH HASIL PEMERIKSAAN KUANTITATIF URIN

Unknown
Add Comment
Makalah
Rabu, 17 September 2014


 Laporan Hasil Pemeriksaan Kualitatif dan Semi Kuantitatif terhadap  Urin (Protein Urin)





KATA PENGANTAR
                                                                                               
AssalamualaikumWr.Wb
Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadiran Allah SWT.  Yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan hasil laporan uji coba urin dengan baik dan sesuai dengan apa yang kita inginkan, tepat waktu, yang saat ini bisa berada di tangan pembaca yang budiman.
Sebab, sebesar apapun keinginan dan semangat seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan, tapi tanpa pertolongan dan hidayah- Nya mustahil untuk terwujud dengan baik dan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Karena pada khakikat segala daya dan upaya hanya milik Allah SWT.
Adapun  tujuan kami membuat  Makalah  hasil laporan uji coba urin ini adalah untuk Meneliti dan menyelesaikan tugas dengan baik. Yang berisi tentang beberapa hasil Laporan Hasil Pemeriksaan Kualitatif dan Semi Kuantitatif terhadap  Urin (Protein Urin) yang telah kita dapatkan dari sumber yang terpercaya, yang sudah kami renofasi oleh kelompok kami, untuk mencapai kepuasan dan tingkat keberhasilan.
Akhirnya, kami memohon kepada Allah SWT semoga selalu melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin,  dan memberikan manfaat dan motifasi bagi kita semua yang mebacanya. Sekian dan terimakasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb

                                                                                                           



DAFTAR ISI
COVER .............................................................................................................  1
KATA PENGANTAR ....................................................................................   2
DAFTAR ISI ...................................................................................................... 3
BAB  I   PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................        4
1.2 Tujuan Penelitian .........................................................................        5
BAB  II  LANDASAN TEORI
2.1 Devinisi Urin................................................................................        7
2.2 Pandangan Awal Mengenai Warna...............................................        8
2.3. Pemeriksaan Urine.......................................................................        9
2.4  Zat yang Terkandung dalam Urin.................................................      12
2.5 Kegunaan Tes Urin.......................................................................      13
2.6 Pengertian Analisa Kuantitatif......................................................      14
2.7 Macam-macam Analisa Kuantitatif..............................................       15
BAB  III   METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampling.................................................................      16
3.2 Metode penelitian.........................................................................      16
3.3 Tempat penelitian ........................................................................      16
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Cara penelitian.........................................................................       17
4.2 Tabel Hasil Pengamatan............................................................       18
4.3 Pembahasan..............................................................................       18
BAB V PENUTUP
5.1  Kesimpulan................................................................................      19
5.2 Saran...........................................................................................      19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................      20













BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk yang unik. Dari setiap sisi dari tubuh manusia menjadi sebuah hal yang menarik untuk dipelajari. Kita juga mengenal berbagai sistem organ yang mempunyai peran yang sangat penting sesuai dengan peran fungsinya. Sistem organ dengan sistem kerja masing – masing saling berinteraksi dan menjadikan satu kesatuan yang utuh.
Dari berbagai sistem, kita mengenal sistem perkemihan dimana dari organ-nya dan fungsinya. Adapun hal yang menarik bahwa zat yang dikeluarkan atau yang dikenal dengan nama urine dapat menjadi sebuah penelitian akan kondisi kesehatan tubuh seseorang. Disini telah disusun berbagai hal menarik mengenai urine.
  Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan  oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Dalam mempertahankan homeostasis tubuh peranan urin sangat penting, karena sebagian pembuangan cairan oleh tubuh adalah melalui sekresi urin
 Dalam praktikum uji urin, peneliti dapat mengetahui kandungan yang ada dalam urin. Begitu pula dapat mengetahui zat-zat yang seharusnya tidak terkandung dalam urin. Apabila zat yang seharusnya tidak terkandung dalam urin itu ada maka kita dapat mengetahui secara lebih cepat.
Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang sudah tidak digunakan oleh tubuh. Salah satu bentuk ekskresi adalah buang air kecil, hasil buangan itu antara lain berupa urine. Akan tetapi, sebenarnya hasil buangan tidak hanya berupa urine saja. Zat buangan lainnya dapat berupa keringat, gas karbon dioksida,serta zat warna empedu.





Adapun alasan lain ialah karena dengan meakukan percobaan ini kami dapat lebih memahami penyakit gangguan ginjal, penyebab dan cara mencegahnya. Karena dengan melakukan percobaan ini kami dapat lebih mudah mengingat dan memahami materi yang di ajarkan dibandingkan dengan hanya membaca di buku.

1.2  Tujuan Percobaan
1.2.1           Mengetahui zat-zat yang terkandung dalam urin.
1.2.2           Mengetahui PH urin .
1.2.3           Mengetahui urin bersifat basa atau asam
1.2.4           Memeriksa kandungan glukosa, albumin, klorida, dalam urin
1.2.5           Mengenal bau ammonia dari hasil penguraian urea dalam urin
1.2.6           Membuktikan kandungan urea dalam urin
Dengan membaca makalah ini diharapkan kita mengetahui lebih banyak akan kandungan urine, dan fungsi urine sebagai petunjuk akan cermin kesehatan seseorang dan mampu melakukan uji coba mengenai urine.










BAB II
LANDASAN TEORI
2.1  Devinisi Urin
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos. Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.
Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang "kotor". Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi, sehingga urinnya pun akan mengandung bakteri. Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir bau yang dihasilkan berasal dari urea. Sehingga bisa diakatakan bahwa urin itu merupakan zat yang steril
Urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin berwarna kuning pekat atau cokelat.
http://id.wikipedia.org/wiki/Urin
Diakses pada hari Jum’at,12 September 2014

Dari teori di atas, dapat disimpulkan bahwa Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Pengeluaran urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. 

2.2  Pandangan Awal Mengenai Warna
1.      Kuning jernih
Urin berwarna kuning jernih merupakan pertanda bahwa tubuh Anda sehat. Urin ini tidak berbau. Hanya saja, beberapa saat setelah meninggalkan tubuh, bakteri akan mengontaminasi urin dan mengubah zat dalam urin sehingga menghasilkan bau yang khas.
2.      Kuning tua atau pekat
Warna ini disebabkan karena tubuh mengalami kekurangan cairan. Namun bila terjadi terus, segera periksakan diri Anda ke dokter karena merupakan tahap awal penyakit liver.
3.      Kemerahan
Urin merah. Kondisi ini bisa menandakan gangguan batu ginjal dan kandung kemih. Namun bisa juga karena mengonsumsi obat pencahar maupun rifampisin secara berlebihan.
4.      Oranye
Mengindikasikan penyakit hepatitis atau malaria. Pyridium, antibiotik yang biasa digunakan untuk infeksi kandung kemih dan saluran kencing juga dapat mengubah warna urin menjadi oranye.
Selain warna, bau urin juga bisa digunakan untuk mendeteksi penyakit. Misalnya pada penderita diabetes dan busung lapar, urin cenderung berbau manis, sementara jika seseorang mengalami infeksi bakteri E. coli, urinnya cenderung berbau menyengat.







2.3  Pemeriksaan Urine
Yang dimaksud dengan pemeriksaan urin rutin adalah pemeriksaan makroskopik, mikroskopik dan kimia urin yang meliputi pemeriksaan protein dan glukosa. Sedangkan yang dimaksud dengan pemeriksaan urin lengkap adalah pemeriksaan urin rutin yang dilengkapi dengan pemeriksaan benda keton, bilirubin, urobilinogen, darah samar dan nitrit.
1.         Pemeriksaan Makroskopik
Yang diperiksa adalah volume, warna, kejernihan, berat jenis, bau dan pH urin. Pengukuran volume urin berguna untuk menafsirkan hasil pemeriksaan kuantitatif atau semi kuantitatif suatu zat dalam urin, dan untuk menentukan kelainan dalam keseimbangan cairan badan.
Pemeriksaan Makroskopik adalah pemeriksaan yang meliputi :
a.    Volume urin
Banyak sekali faktor yang mempengaruhi volume urin seperti umur, berat badan, jenis kelamin, makanan dan minuman, suhu badan, iklim dan aktivitas orang yang bersangkutan. Rata-rata didaerah tropik volume urin dalam 24 jam antara 800--1300 ml untuk orang dewasa. Bila didapatkan volume urin selama 24 jam lebih dari 2000 ml maka keadaan itu disebut poliuri.
Bila volume urin selama 24 jam 300--750 ml maka keadaan ini dikatakan oliguri, keadaan ini mungkin didapat pada diarrhea, muntah -muntah, deman edema, nefritis menahun.
Anuri adalah suatu keadaan dimana jumlah urin selama 24 jam kurang dari 300 ml. Hal ini mungkin dijumpai pada shock dan kegagalan ginjal
b.      Warna urin
Pemeriksaan terhadap warna urin mempunyai makna karena kadang-kadang dapat menunjukkan kelainan klinik. Warna urin dinyatakan dengan tidak berwarna, kuning muda, kuning, kuning tua, kuning bercampur merah, merah, coklat, hijau, putih susu dan sebagainya. Warna urin dipengaruhi oleh kepekatan urin, obat yang dimakan maupun makanan. Warna normal urin berkisar antara kuning muda dan kuning tua yang disebabkan oleh beberapa macam zat warna seperti urochrom, urobilin dan porphyrin.
c.       Berat jenis urin
Pemeriksaan berat jenis urin bertalian dengan faal pemekatan ginjal, dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan memakai falling drop, gravimetri, menggunakan pikno meter, refraktometer dan reagens 'pita'
d.      Bau urin
Bau urin normal disebabkan oleh asam organik yang mudah menguap. Bau yang berlainan dapat disebabkan oleh makanan seperti jengkol, petai, obat-obatan seperti mentol, bau buah-buahan seperti pada ketonuria.

e.       pH urin
Penetapan pH diperlukan pada gangguan keseimbangan asam basa, kerena dapat memberi kesan tentang keadaan dalam badan. pH urin normal berkisar antar 4,5 - 8,0. Selain itu penetapan pH pada infeksi saluran kemih dapat memberi petunjuk ke arah etiologi. Pada infeksi oleh Escherichia coli biasanya urin bereaksi asam, sedangkan pada infeksi dengan kuman Proteus yang dapat merombak ureum menjadi atnoniak akan menyebabkan urin bersifat basa
2.         Pemeriksaan Mikroskopik
Yang dimaksud dengan pemeriksaan mikroskopik urin yaitu pemeriksaan sedimen urin. Ini penting untuk mengetahui adanya kelainan pada ginjal dan saluran kemih serta berat ringannya penyakit
3.         Pemeriksaan Kimia Urin
Di samping cara konvensional, pemeriksaan kimia urin dapat dilakukan dengan cara yang lebih sederhana dengan hasil cepat, tepat, spesifik dan sensitif yaitu memakai reagens pita. Reagens pita (strip) dari berbagai pabrik telah banyak beredar di Indonesia. Reagens pita ini dapat dipakai untuk pemeriksaan pH, protein, glukosa, keton, bilirubin, darah, urobilinogen dan nitrit.




a.    Pemeriksaan glukosa
                 Dalam urin dapat dilakukan dengan memakai reagens pita. Selain itu penetapan glukosa dapat dilakukan dengan cara reduksi ion cupri menjadi cupro. Dengan cara reduksi mungkin didapati hasil positip palsu pada urin yang mengandung bahan reduktor selain glukosa seperti : galaktosa, fruktosa, laktosa, pentosa, formalin, glukuronat dan obat-obatan seperti streptomycin, salisilat, vitamin C. Cara enzimatik lebih sensitif dibandingkan dengan cara reduksi. Cara enzimatik dapat mendeteksi kadar glukosa urin sampai 100 mg/dl, sedangkan pada cara reduksi hanya sampai 250 mg/dl.
b.   Benda- benda keton
                        Dalam urin terdiri atas aseton, asam asetoasetat dan asam 13-hidroksi butirat. Karena aseton mudah menguap, maka urin yang diperiksa harus segar. Pemeriksaan benda keton dengan reagens pita ini dapat mendeteksi asam asetoasetat lebllh dari 5--10 mg/dl, tetapi cara ini kurang peka untuk aseton dan tidak bereaksi dengan asam beta hidroksi butirat. Hasil positif palsu mungkin didapat bila urin mengandung bromsulphthalein, metabolit levodopa dan pengawet 8-hidroksi-quinoline yang berlebihan.
                        Dalam keadaan normal pemeriksaan benda keton dalam urin negatif. Pada keadaan puasa yang lama, kelainan metabolisme karbohidrat seperti pada diabetes mellitus, kelainan metabolisme lemak didalam urin didapatkan benda keton dalam jumlah yang tinggi.
c.     Pemeriksaan bilirubin
Dalam urin berdasarkan reaksi antara garam diazonium dengan bilirubin dalam suasana asam, yang menimbulkan warna biru atau ungu tua. Garam diazonium terdiri dari p-nitrobenzene diazonium dan p-toluene sulfonate, sedangkan asam yang dipakai adalah asam sulfo salisilat.
Adanya bilirubin 0,05-1 mg/dl urin akan memberikan basil positif dan keadaan ini menunjukkan kelainan hati atau saluran empedu. Hasil positif palsu dapat terjadi bila dalam urin terdapat mefenamic acid, chlorpromazine dengan kadar yang tinggi sedangkan negatif palsu dapat terjadi bila urin mengandung metabolit pyridium atau serenium.
d.   Pemeriksaan urobilinogen
Dengan reagens pita perlu urin segar. Dalam keadaan normal kadar urobilinogen berkisar antara 0,1 - 1,0 Ehrlich unit per dl urin. Peningkatan ekskresi urobilinogen urin mungkin disebabkan oleh kelainan hati, saluran empedu atau proses hemolisa yang berlebihan di dalam tubuh.
Dalam keadaan normal tidak terdapat darah dalam urin, adanya darah dalam urin mungkin disebabkan oleh perdarahan saluran kemih atau pada wanita yang sedang haid. Dengan pemeriksaan ini dapat dideteksi adanya 150-450 ug hemoglobin per liter urin. Tes ini lebih peka terhadap hemoglobin daripada eritrosit yang utuh sehingga perlu dilakukan pula pemeriksaan mikroskopik urin. Hasil negatif palsu bila urin mengandung vitamin C lebih dari 10 mg/dl. Hasil positif palsu didapatkan bila urin mengandung oksidator seperti hipochlorid atau peroksidase dari bakteri yang berasal dari infeksi saluran kemih atau akibat pertumbuhan kuman yang terkontaminasi.
http://www.smallcrab.com/kesehatan/795-penilaian-hasil-pemeriksaan-urine

2.4  Zat yang Terkandung dalam Urin

2.4.1.      Air. Kandungan air dalam darah dikeluarkan dari tubuh jika konsentrasinya terlalu tinggi.
2.4.2.      Empedu. Berasal dari hasil perombakan sel darah merah di hati dan memberi warna kekuningan pada urine
2.4.3.      Garam. Garam dikeluarkan untuk menjaga konsentrasi garam di darah supaya tidak berlebih.
2.4.4.      Urea (9,3 g/L). Merupakan hasil dari perombakan protein.
2.4.5.      Asam urat. Merupakan hasil dari perombakan protein.
2.4.6.      Amonia. Merupakan hasil dari perombakan protein. Amonia memberi bau pada urine.
2.4.7.      Obat-obatan. Obat-obatan dibuang supaya tidak menjadi racun dalam tubuh. Itulah sebab mengapa sehabis minum obat urine kita menjadi berbau seperti obat.
2.4.8.      Asam klorida (1,87 g/L)
2.4.9.      Sodium (1,17 g/L)
2.4.10.  Potasium (0,75 g/L)
2.4.11.  Gula. Gula ditemukan pada urine penderita diabetes dan tidak akan ditemukan pada urine orang yang sehat.
2.4.12.  Nitrogen
2.4.13.  Fosfor
2.4.14.  Kreatinin (0,67 g/L)
2.4.15.  Asam sulfat
http://hedisasrawan.blogspot.com/2013/09/15-zat-yang-terkandung-dalam-urine.html
2.5  Kegunaan Tes Urin
Tes urine biasanya digunakan perusahaan bagi para karyawan baru untuk menjalani prosedur penerimaan karyawan baru. Pada umumnya, tes urine meliputi deteksi keberadaan zat-zat yang seharusnya tidak terdapat dalam urine. Misalnya, protein, zat gula, bakteri, kristal-kristal tertentu dalam jumlah yang besar. Tes urine juga digunakan untuk mendeteksi kehamilan serta zat-zat narkoba. 
Penyakit yang dapat dideteksi melalui tes urine cukup banyak, antara lain penyakit ginjal,diabetes (kencing manis), gangguan hati (lever), eklampsia (pada wanita hamil), dan beberapa lagi lainnya. Pada penyakit-penyakit tersebut, tes urine tetap harus didampingi dengan pemeriksaan fisik. Sebab, tes urine hanyalah pelengkap atau penguat dugaan adanya penyakit dalam tubuh. Setelah menjalani tes, maka sebagai pemilik tubuh, Anda berhak menanyakan tujuan tes urine tersebut serta hasil yang didapat kepada petugas yang memeriksa atau perusahaan tempat Anda bekerja.
http://www.femina.co.id/isu.wanita/kesehatan/kegunaan.tes.urine/005/005/226






2.6   Pengertian Analisa Kuantitatif
Analisa dapat diartikan sebagai usaha pemisahan suatu kesatuan ilmiah (dalam ilmu sosial) atau suatu kesatuan materi bahan menjadi komponen penyusunnya sehingga dapat dikaji secara langsung (Sudarmadji et al, 1989). Zat yang ditetapkan tersebut seringkali dinyatakan sebagai konstituen/analit yang menyusun sebagian besar atau sebagian kecil dari sample yang dianalisis (Underwood, 2002).
Kata analisa (analisis) berasal dari bahasa Yunani kuno yang masuk kedalam bahasa Latin modern yaitu kata analusis yang berarti melepaskan. Kata analusis sendiri terdiri atas dua suku kata, yaitu ana yang berarti kembali dan luein yang berarti melepas sehingga analuein berarti melepas kembali atau mengurai (Sudarmadji et al,. 1989).  Analisa kuantitatif adalah analisis kimia yang mencari kadar kandungan komponen-komponen yang terdapat dalam suatu cuplikan atau sampel (Pudjaatmaka, 2002). Analisa kuantitatif bertujuan menentukan kadar ion atau molekul suatu sampel (Sumardjo, 2006).
Data yang diperoleh dapat ditinjau lebih lanjut dan data yang diperoleh juga dapat digunakan untuk  menetapkan  komponen  atau penyusun bahan tersebut (Haryadi, 1993). Prinsipnya adalah reaksi pengendapan yang cepat mencapai kesetimbangan pada penambahan tiap titrasi, tidak ada pengotor yang mengganggu dan diperkirakan indikator/diperlukan indicator untuk melihat titik akhir titrasi (Khopkar, 2003).






2.7 Macam-macam Analisa Kuantitatif
1.      Analisa Titrimetri
Analisis titrimetri dianggap lebih baik dalam menunjukkan proses titrasi dibandingkan dengan analisis volumetri (Pudjaatmaka dan Setiono, 1994). Analisa titrimetri adalah pemeriksaan jumlah zat yang didasarkan pada pengukuran volume larutan pereaksi yang dibutuhkan untuk bereaksi secara stoikiometri dengan zat yang ditentukan (Rivai, 2006)
2.      Analisa Gravimetri
Analisa gravimetri merupakan cara pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan sederhana dibandingkan dengan pemeriksaan zat lainnya. Analisa gravimetri adalah analisa yang menyangkut pengukuran berat (Rivai, 2006). Proses pemisahan hendaknya cukup sempurna hingga kualitas analit yang tak terendapkan secara analitis tak dapat terdeteksi (Day dan Underwood, 2002).
3.      Analisa Instrumental
Analisa kuantitatif instrumental didasarkan pada interaksi energy dengan materi(matter- energy interaction). Juga didasarkan pada pengukuran besaran fisik untuk menetukan jumlah zat atau komponen yang dicari atau non-stoikhiometri. Diatas disebutkan interaksi materi energy. Energy ada bermacam-macam antara lain cahaya, listrik, panas, maka instrumental ini juga bermacam-macam menurut macam energy yang digunakan dan dalam penggunaan energy tertentu. Istilah instrumental merujuk pada suatu instrumen yang khusus dalam tahap-tahap pengukuran suatu sampel (Day dan Underwood, 2002).
http://dessdonndinn.wordpress.com/2012/05/20/analisa-kualitatif-kuantitatif/


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1         Populasi dan sampling
Yang kami jadikan sebagai sampling dalam penelitian ini adalah urin siswa siswi SMK Kesehatan Insan Bhakti Husada Lamongan.
3.2         Metode Penelitian
      Dalam penelitian kali ini metode yang kami gunakan ialah metode uji coba lapangan atau eksperimen. Metode eksperimen kami gunakan untuk uji coba penelitian. Di samping itu, kami juga menggunakan metode kepustakaan khususnya untuk mengetahui zat yang terkandung dalam urin tersebut.
3.3         Tempat Penelitian
      Agar kami lebih mudah melakukan Eksperimen penelitian kali ini.Maka dalam penelitian kali ini kami menggunakan laboratorium SMK Kesehatan Insan Bhakti Husada Lamongan.

















BAB IV
HASIL PENELITIAN
DAN
PENGAMATAN

4.1          Cara penelitian :
a.       Alat :
1.              Tabung reaksi
2.              Penjepit tabung reaksi
3.              Rak tabung
4.              Pipet tetes
5.              Corong
6.              Pipet volume
7.              Lampu spiritus/ bunsen
8.              Beker glass
b.      Bahan :
Urin patologis
c.       Reagen :
                  Asam Asetat 6%
d.      Cara kerja
1.      Menyediakan alat dan bahan
2.      Mengambil urin dari beberapa siswa
3.      Isi urine normal pada tabung 1 dan urin patologis pada tabung 2 hingga dua per tiga tabung
4.      Kedua tabung di miringkan, panaskan bagian atas urin  sampai mendidih
5.      Perhatikan apakah terjadi kekeruhan dibagian atas urin tersebut dengan cara membandingkan dengan urin bagian bawah.
6.      Jika urine dalam tabung tidak terjadi kekeruahn  maka hasilnya negatif
7.       jika urin dalam dalam tabung terjadi kekeruhan  maka tambahkan asam asetat 6% sebanyak 3-5 tetes.
8.      Panaskan lagi sampai mendidih, Jika urine kembali bening/kekeruahn menghilang maka hasilnya negatif. Jika kekeruahn urin tetap ada maka hasilnya positif.

4.2          Tabel Hasil Pengamatan
Tabung
Warna/ bentuk
Penelitian
Kadar
I
Kuning, bening
Negatif
Tidak ada kekeruhan
II
Kuning, keruh
Positif
Kekeruhan ringan tanpa butiran 
III
Kuning, bening
Negatif
Tidak ada kekeruhan

4.3    Pembahasan

·         Percobaan urin Tabung I awalnya berwarna kuning, encer. Setelah dibakar warna urin masih tetap kuning dan bening. Kemudian ditetesi dengan Asam Asetat 2-3 tetes, warnanya tetap kuning dan bening. Dengan hasil Negatif (-) yang mengandung kadar tidak ada kekeruhan.

·         Percobaan urin Tabung II awalnya berwarna kuning, encer. Setelah dibakar warna urin masih tetap kuning dan bening. Kemudian ditetesi dengan Asam Asetat 2-3 tetes, warnanya berubah kuning dan agak keruh. Dengan hasil Positif+(+) yang kekeruhan ringan tanpa butiran.

·         Percobaan urin Tabung III awalnya berwarna kuning, encer. Setelah dibakar warna urin masih tetap kuning dan bening. Kemudian ditetesi dengan Asam Asetat 2-3 tetes, warnanya tetap kuning dan bening. Dengan hasil Negatif (-) yang mengandung kadar tidak ada kekeruhan.
            Secara kimiawi kandungan zat dalan urin diantaranya adalah sampah nitrogen (ureum, kreatinin dan asam urat), asam hipurat zat sisa pencernaan sayuran dan buah, badan keton zat sisa metabolisme lemak, ion-ion elektrolit (Na, Cl, K, Amonium, sulfat, Ca dan Mg), hormone, zat toksin (obat, vitamin dan zat kimia asing), zat abnormal (protein, glukosa, sel darah Kristal kapur dsb).
BAB V
PENUTUP
5.1.       Kesimpulan
Urine merupakan hasil metabolisme tubuh yang dikeluarkan melalui ginjal. Dari 1200 ml darah yang melalui glomeruli permenit akan terbentuk filtrat 120 ml per menit. Filtrat tersebut akan mengalami reabsorpsi, difusi dan ekskresi oleh tubuli ginjal yang akhirnya terbentuk 1 ml urin per menit.
Secara umum dapat dikatakan bahwa pemeriksaan urin selain untuk mengetahui kelainan ginjal dan salurannya juga bertujuan untuk mengetahui kelainan-kelainan diberbagai organ tubuh seperti hati, saluran empedu, pankreas, korteks adrenal, uterus dan lain-lain.
Salah satu komponen urine adalah indikan yang merupakan bagian terpenting dari sulfat eterial urine. Indikan berasal dari pembusukan priptofan dalam usus. Triptofan oleh bakteri usus diubah menjadi indol yang kemudian mengalami penyerapan kembali kedalam darah dan dibawa ke hati. Di dalam hati indol mengalami oksidasi dan konjugasi menjadi indoksil sulfat ( indikan ). Jumlah indikan urine menggambarkan proses pembusukan dalam usus.
Dalam uji coba ada beberapa cara misalnya uji benedict untuk menguji adanya glukosa urin dan uji heller untuk mengetahui adanya protein ataupun garam urea urine.
5.2.       Saran
Setiap hari orang harus mengeluarkan berbagai zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Tapi terkadang urin yang dikeluarkan menimbulkan bau yang tidak sedap, kebanyakan bau dari urin hanya bersifat sementara. Tapi jika hal tersebut terus berlanjut selama beberapa hari sebaiknya melakukan pemeriksaan kedokter.



Tweet
MAKALAH HASIL PEMERIKSAAN KUANTITATIF URIN Title : MAKALAH HASIL PEMERIKSAAN KUANTITATIF URIN
Description :   Laporan Hasil Pemeriksaan Kualitatif dan Semi Kuantitatif terhadap  Urin (Protein Urin) KATA PENGANTA R                    ...
Rating : 5

0 Response to "MAKALAH HASIL PEMERIKSAAN KUANTITATIF URIN"

← Posting Lebih Baru Posting Lama ⇒ Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Popular Post

  • Materi Artikel Bahasa Jawa
    MATERI ARTIKEL BAHASA JAWA         Pengertian Artikel Artikel iki rampung faktual Essay karo dawa tartamtu sing digawe kanggo...
  • MAKALAH HASIL PEMERIKSAAN KUANTITATIF URIN
      Laporan Hasil Pemeriksaan Kualitatif dan Semi Kuantitatif terhadap  Urin (Protein Urin) KATA PENGANTA R                    ...
  • Makalah Ketentuan Umum Farmakope Indonesia
    MAKALAH K ETENTUAN U MUM F ARMAKOPE I NDONESIA                                                                               ...
  • Puisi
    Mengepas sayap kebebasan   Melepas secuil luka penderitaan Buka mata menatap ke depan Merai mimpi bersaa harapan Mencoba meningga...

Arsip Blog

  • ▼  2014 (7)
    • ►  November (2)
    • ▼  September (3)
      • Jenis Penyakit Di Sistem Pernafasan Manusia
      • MAKALAH HASIL PEMERIKSAAN KUANTITATIF URIN
      • Makalah Ketentuan Umum Farmakope Indonesia
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (1)
  • ►  2013 (1)
    • ►  November (1)

Label

  • Kesehatan
  • Makalah
  • Puisi
  • smk kesehatan

Daftar Blog Saya

  • Viena Mellanda Sari
    Makalah Asal-usul Agama Buddha Di Indonesia - *BAB I* *PENDAHULUAN* *1.1.* Latar Belakang Agama ialah kepercayaan terhadap Tuhan serta segala sesuatu yang berkaitan dengannya. India yang terletak di kaw...
    10 tahun yang lalu
Copyright 2014 Viena Mellanda Sari - All Rights Reserved Design by Sigit Sapto - Powered by Blogger